Rabu, 22 September 2010

Sajak Pertemuan Mahasiswa: dari film Yang Muda Yang Bercinta

Jreeeeeennnng.....

Satu sosok kurus kerempeng, berdiri di depan jendela sebuah bangunan tinggi. memandang puluhan, atau bahkan ratusan pemuda-pemudi yang berkerumun dibawahnya. Sederetan bangunan menjadi latar satu suara yang lantang, menularkan kegelisahan melalui kata-kata. mencoba menembus selaput euforia muda mudi, yang bergembira memenangkan kompetisi aku "mampu" terus sekolah.

(deskripsi bebas dari pembukaan film berjudul yang muda yang bercinta)



Sajak Pertemuan Mahasiswa

Oleh :W.S. Rendra

Matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.

Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
Dan ia menjadi saksi
kita berkumpul di sini
memeriksa keadaan.

Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.
Orang berkata " Kami ada maksud baik "
Dan kita bertanya: " Maksud baik untuk siapa ?"

Ya !
Ada yang jaya,
ada yang terhina

Ada yang bersenjata,
ada yang terluka.
Ada yang duduk,
ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah,
ada yang terkuras.

Dan kita di sini bertanya :
"Maksud baik saudara untuk siapa ?
Saudara berdiri di pihak yang mana ?"

Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.

Tentu kita bertanya :
"Lantas maksud baik saudara untuk siapa ?"
Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.

Dan didalam udara yang panas
kita juga bertanya :
Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?

Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan ?

Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba.
Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.

Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Akan hidup di dalam mimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.

Dan esok hari
matahari akan terbit kembali.
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai menjadi ombak di samodra.

Di bawah matahari ini kita bertanya :
Ada yang menangis,
ada yang mendera.

Ada yang habis,
ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita berdiri di pihak yang mana !

Jakarta 1 Desember 1977

Potret Pembangunan dalam Puisi

Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta, dan dibacakan di dalam salah satu adegan film "Yang Muda Yang Bercinta", yang disutradarai oleh Sumandjaja.



Selengkapnya...

oooo ini toh arti ni lagu ! (Gaudeamus Igitur)

lagi iseng2 ngebrowse sana-sini, gak sengaja mampir ke blog orang. di klak-klik beberpa tulisan, eh nongol ni syair lagu yang samar-samar gue inget. mmmm.... gaudeamus igitur... lagu yang dulu pernah gue nyanyiin waktu baru mau masuk kuliah. katanya sih, mahasiswa baru ini dilatih nyanyi lagu ini untuk acara wisuda senior-senior yang lulus. Seperti yang gue duga, gue dan kebanyakan mahasiswa yg suaranya pas-pasan dimasukin ke rombongan suara bass. Denger punya denger sih, katanya rombongan suara bass sebenarnya asal ada aj. mungkin daripada ngenganggu suara lain yang bagus-bagus kali ya, hehehe. Berhubung gue gak suka acara rame-rame kaya' gini, walhasil cuma hari pertama aj gue ikut latihan, selebihnya, mending gue nonton temen2 gue nyanyi aja sambil ngerokok2 di luar ruangan.

meskipun cuma 1 hari gue ikutan tarik-menarik suara ini, tapi perkenalan gue ama lagu gaudeamus igitur (gak tau judul sebenrny ini bukan) ini cukup lama. mgkin sepanjang gue kuliah (kebetulan kuliah gue emang panjang hehe) atau paling enggak setiap ada wisuda gue hampir denger ini lagu. sebenarny gak ada kesan yang mendalam sih sama lagu ini, cuma keliatan keren aja klo denger lagu ini terus kita bisa sedikit-sedikit ngikutin. kesannya, kaya' well educated banget klo bisa ngikutin nyanyi lagu ini, hehehe...

Sekarang setelah gak sengaja ketemu arti ni lagu, gue jadi agak tertarik. Menurut gue, yang lagu yang tadinya cuma buat keren2an aja, ternyata beneran keren. apa ya kata yg bagus buat makna syair lagu ini....mmmm, mungkin bisa dibilang lagu ini "berisi" (apa coba berisi????).

monggo, bagi orang2 yang mau sok keren dan sedikit berfilosofis, dikupas ni lagu ! dibenturkan dengan realita, dihayati melalui pengalaman, dan dipraktekkan melalui pikiran dan tindakan sehari-hari... halahhhh ketauan d siapa yang sok keren dan sedikit berfilosofis... hehehe

Gaudeamus igitur - Mari kita bersenang-senang

uvenes dum sumus - Selagi masih muda

Post icundum iuventutem - Setelah masa muda yang penuh keceriaan

Post molestam senectutem - Setelah masa tua yang penuh kesukaran

Nos habebit humus - Tanah akan menguasai kita

Vita nostra brevis est - Hidup kita sangatlah singkat

Brevi finietur - Berakhir dengan segera

Venit mors velociter - Maut datang dengan cepat

Rapit nos atrociter - Merenggut kita dengan ganas

Nemini parcetur - Tak seorang pun mampu menghindar

Ubi sint qui ante nos - Kemana orang-orang sebelum kita

In mundo fuere? - Yang pernah hidup di dunia ini?

Vadite ad superos - Terbanglah ke kahyangan

Transite in inferos - Terjunlah ke kawah candradimuka

Hos si vis videre - Bila kau ingin menjumpai mereka

Vivat academia! - Hidup kampusku!

Vivant professores! - Hidup para dosen!

Vivat membrum quodlibet! - Hidup seluruh mahasiswa!

Vivat membra quaelibet! - Hidup seluruh mahasiswi!

Semper sint in flore - Semoga kalian semua akan terus maju

Vivat et republica! - Hidup negaraku!

Et qui illam regit - Dan pemerintahannya

Vivat nostra civitas! - Hidup kota kami!

Maecenatum caritas - Dan kemurahan hati para dermawan

Quae nos hic protegit - Yang telah melindungi kami

Vivant omnes virgines! - Hidup para gadis!

Faciles, formosae - Yang sederhana dan elok

Vivant et mulieres! - Hidup para wanita!

Tenerae, amabiles - Yang lembut dan penuh cinta

Bonae, laboriosae - Jujur, pekerja keras

Pereat tristitia - Enyahlah kesedihan

Pereant osores - Enyahlah kebencian

Pereat diabolus - Enyahlah kejahatan

Quivis antiburschius - Dan siapa pun yg anti perkumpulan mahasiswa

Atque irrisores - Juga mereka yang mencemoh kami

Quis confluxus hodie - Siapa yang sekarang telah berkumpul

Academicorum? - di universitas ini?

E longinquo convenerunt - Sejak lama mereka telah berkumpul

Protinusque successerunt - Dan kemudian bersatu

In commune forum - dalam forum bersama

Vivat nostra societas! - Hidup persahabatan kita!

Vivant studiosi! - Hidup studio!

Crescat una veritas - Semoga kebenaran dan kejujuran tercapai

Floreat fraternitas - Tumbuh bersama perkumpulan kita

Patriae prosperitas - Dan tanah air kita akan sejahtera

Alma Mater floreat - Majulah almamater

Quae nos educavit - Yang telah mendidik kami

Caros et commilitones - Kepada sahabat dan kawan-kawan

Dissitas in regiones - Yang terpisah di berbagai wilayah

Sparsos, congregavit - Mari kita berkumpul

Selengkapnya...

belajar dari film thank you for smoking


Nick Naylor : "See Joey's, that's the beauty of argument. Cause if you argue correctly, you're never wrong !"

Joey Naylor : So what's happens when you're wrong ?

Nick Naylor : well Joey, I'm never wrong.

Joey Naylor : But you can't always be right.

Nick Naylor : Well if its your job to be right, then you're never wrong.

Joey Naylor : But what if you're wrong?

Nick Naylor : Okay lets say thet you're defending chocolate and I'm defending vanilla. Now if I were to say to you "Vanilla's the best flavor icecream," you'd say ?

Joey Naylor : "No chocolate is".

Nick Naylor : Exactly. But you can't win that argument. So, I'll ask you – so you think chocolate is the end –all and be- all of ice cream do you ?

Joey Naylor : It's the best ice cream ; I wouldn't order any other.

Nick Naylor : Oh. So, it's all chocolate for you is it ?

Joey Naylor : Yes chocolate is all I need.

Nick Naylor : Well I need more than chocolate. And for that matter, I need more than vanilla. I believe that we need freedom and choice when it comes to our ice cream and that Joey Naylor, that is the definition of liberty.

Joey Naylor : But that's not what we're talking about.

Nick Naylor : Ah but that's what I'm talking about.

Joey Naylor : But... you didn't prove that vanilla's the best.

Nick Naylor : I didn't have to, I prove that you're wrong, and if you're wrong, I'm right.

Joey Naylor : But you still didn't convice me.

Nick Naylor : Cause I'm not after you. I'm after them.

Huahahaha.... Ini film yang gue cari-cari...

Setelah lelah menyaksikan para penghujat rokok, akhirnya gue temukan sedikit pembelaan untuk para perokok....Hehehehe... piss...

Sebenarnya bukan masalah itu sih kesan yang paling penting setelah nonton film ini 2 kali berulang-ulang (dalam hati:itu juga penting sih...hehehe).

Film yang berjudul "Thanks for Smoking" ini bercerita mengenai seorang pria berusia sekitar 40-an yang bekerja sebagai lobbyist sekaligus spoke person di sebuah akademi. Akademi, yang didirikan oleh konsorsium pengusaha2 rokok di Amerika sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap kesehatan masyarakat. Akademi yang tugas intinya melakukan studi dan penelitian mengenai dampak–dampak dan akibat yang ditimbulkan oleh rokok dan menyampaikannya kepada publik. (hehehehe... keren kan,yang bikin penelitian justru para produsen rokok... kebayang kan hasil penelitiannya)

Sebagai lobbyist sekaligus spokeperson, Nick Naylor sangat piawai memainkan perannya. Di awal film ini dimana Nick menghadiri acara talk show di sebuah stasiun televisi. Nick yang merepresentasikan para produsen rokok diserang dengan berbagai argumen yang menggambarkan para produsen rokok seperti pembunuh massal yang melebihi teroris, lebih hina dari drug dealer,dan pembunuh anak-anak. Namun dengan tenang dan percaya diri, semua tuduhan tersebut berhasil dibelokkan ke arah yang berlawanan melalui argumen-argumennya.

Ia secara tegas tidak membolehkan anak-anak untuk merokok. Tetapi di usia dewasa, ketika kebebasan dianggap sudah patut diberikan kepada mereka. Semua dikembalikan pada masalah pilihan. Dan jika rokok atau hal2 lain yang dianggap membahayakan (bagian ini sangat ditekankan, dia menyebutkan misalnya jumlah kecelakaan kendaraan bermotor dll) di bumi ini dilakukan oleh anak yang sudah dewasa itu. Itu semua disebabkan oleh kesalahan institusi pendidikan dan terlebih utama adalah orang tua. Mereka lah yang seharusnya mendidik anak2 tersebut dalam hal memilih yang baik atau buruk untuk mereka. Banyak audience membenarkan argumentasi Nick, dan seperti yang dikatakan Nick, "Jika aku benar, maka mereka salah". Nick memenangkan talk show tersebut.

Kepiawaian Nick Naylor sebagai lobbyist dan spoke person bersumber dari pandainya ia dalam teknik berdebat atau berargumen seperti yang sedikit digambarkan dalam pembuka tulisan ini. Isyu kesehatan dan moralitas yang dituduhkan kepada para produsen rokok selalu berhasil dimenangkan melalui argumentasi-argumentasi yang bagus sehingga para produsen rokok yang dibelanya tidak mengalami kerugian yang lebih besar akibat tuntutan para lawan2nya.

Klimaks dari cerita ini, Nick disiasati oleh seorang wartawati cantik yang membuka semua aibnya di media.Nick begitu terpuruk. Ia dikeluarkan dari akademi karena akademi tidak mau membagi hantaman yang diterima Nick. Masyarakat mencemoohnya.

Namun, bukan film namanya kalau sang tokoh utama tidak mampu membalikkan keadaan. Dari awal film, ia adalah seorang pembela pihak yang hampir pasti kalah. Dalam pandangan masyarakat, ia berada pada posisi yang salah. Namun, seperti yang diucapkan kepada anaknya "if you argue correctly, you're never wrong !"...." Well if its your job to be right,then you're never wrong". Dengan argumentasi2nya, Nick berhasil membalikkan keadaan.

Ahhh.... Sayang, review film gue terlalu jelek buat film sebagus ini. daripada nanggung baca review jelek ini, mending nonton sendiri de filmnya.

Btw, dari film ini gue jadi kepikiran. Melalui argumentasi yang baik, seseorang dapat merubah atau sedikitnya menggeser pandangan banyak orang terhadap berbagai hal termasuk ranah moral yang menentukan baik-buruk, benar-salah, jelek-bagus, dan semacamnya. Dan ini real, terjadi dalam masyarakat. Jika demikian halnya, maka sulit sekali menentukan sesuatu itu baik-buruk, benar-salah, jelek dan bagus karena dengan logika seperti ini, moralitas dipandang sebagai sesuatu yang relatif, tergantung darimana dilihatnya. Akkkkkhhhh... lagi2 ketemu absurd...

Selengkapnya...

Senin, 01 Februari 2010

Mari Memasak !!!

Halo... halo...!

Udah lama juga gak bikin note, abis belakangan ini moody nya pupus ditimpa cuaca yang kian membuat para dokter senang... hehehe...

Btw, berhubung kemaren gak jadi mau naek gunung salak (alhamdulillah gak jadi, soalnya ada 6 orang ilang beberapa hari disana), gue jadi kebayang waktu naek gunung beberapa waktu yang lalu. Buat yang belum pernah naik dan kemping di gunung, mungkin bertanya-tanya, "ngapain sih orang-orang itu di gunung ? kaya' gak ada kerjaan aja ?"

mmmmmmmm....... jadi inget seorang temen diperjalanan naek gunung gede tempo hari. Nyaris ! nyaris sama pertanyaannya.

Waktu itu, kita ude satu malam kemping di lembah mandalawangi. Cuaca sedang hujan hampir seharian dan kita bener2 ngabisin waktu di dalam 2 tenda yang saling berhadapan dengan bagian tengah antara 2 tenda ini dipasang flying sheet ato atap dari bahan campuran polyester. ruangan ini gunanya buat masak-masak ato klo bosen didalam tenda.

1 jam... 2 jam... 3 jam... ups... obrolan dan canda mulai habis... seorang teman mulai merasa bosan. Mungkin terbiasa dengan suasana perkotaan yang jam nya berdetak lebih kencang, seperti genderang mau perang... halah. Dalam suasana seperti ini, seorang teman ini mulai mengajukan ide untuk pulang. kira2 beginilah dialognya:

"Kenapa lo mau pulang ?" kata seorang teman yang lain. "Baru juga semaleman disini !"

"Abis mau ngapain lagi disini, gue ude gak ada kerjaan lagi disini." jawab teman yang mau pulang.

Dengan santai, teman yang satunya itu ngejawab, "Laahh... lo nya juga sih, ude tau mau naik gunung, malah nyari kerjaan. Klo nyari kerjaan itu di KOMPAS sabtu ato minggu bukan di gunung sini."
HUAHAHAHAHA.... serentak semua orang yang ada di tenda ketawa...

Nah, cerita itu sebenernye ude ngegambarin klo naek gunung itu memang salah satunya buat menghindari hiruk pikuk perkotaan dengan segala embel-embelnya termasuk kerjaan. Cuma ada empat kata buat ngegambarin kerjaan di gunung itu, JALAN, MAKAN, TIDUR, KETAWA... JALAN, MAKAN, TIDUR, KETAWA... JALAN, MAKAN, TIDUR, KETAWA... terus berulang-ulang, JALAN, MAKAN, TIDUR, KETAWA... JALAN, MAKAN, TIDUR, KETAWA...

Mulai ke inti dari tulisan ini sebenarnya, MAKAN, iya MAKAN. Gak perlu gue berargumentasi panjang lebar kenapa harus makan. Ude jelas, gue makan karena gue laper. Pas gue laper, ternyata nyokap gak masak. Kebetulan ade sisa sarden kaleng cap Botan sisa perjalanan dulu. Nah kepikiran deh, ni kaleng mau gue apain ??? dibikin asbak, masih ada isinya. dibikin pajangan, gak enak diiatnya. Mau dibuang, sayang !!! ah gue tanya enyak gue aje d, mesti diapain ni sarden kaleng cap botan.

Mulailah gue mengendap-endap, masuk ke kamar sang nyokap yang sedang beristirahat. ehem...ehem... lagi tidur bu ??? tanya gue.

Dengan sok kaget (apa kaget beneran yah??? hmmm... bodo ah), nyokap gue terbangun. " Heh,, knape ?" tanyanya sambil ngangkat satu matanya doang.

"Hehehehe... mau nanya, cara masak ni ikan sarden kaleng cap botan gimane ye? " tanya gue merajuk.

" Eeehh... kirain ape." sambil meremin mata lagi.

Yaaaah... ditanya malah tidur lagi. gimana masaknye dong, perut ude keroncongan nih.

Tiba-tiba, sambil tetep merem. Keluarlah sabda dari mulut nyokap tercinta."Ditumis dulu bumbunye, terus lo cemplungin tu ikan. Jadi dah !"

"Heehhh... ditumis ??? apaan tuh ??" tanya gue dalam hati sambil bingung. "Apenye yang ditumis bu ?" tanya gue.

"ya bumbunye." jawabnye enteng.

"Emang bumbunye ape aje ?" tanya gue lagi.

Sambil tetep merem, keluarlah mutiara-mutiara hikmah dalam dunia permasakan dari mulut sang bunda. Demi kemudahan gue nulis, beginilah kira-kira yang beliau sampaikan dan gue lakukan dengan segenap hati yang ikhlas dalam format tulisan seperti orang belajar masak seharusnya...

Nama Masakan: Ikan Sarden Kaleng Cap Botan yang paling kecil
Jenis Masakan: bukan sayur tentunya, tapi daging ikan dengan bumbu yang ude disertakan dalam kaleng.
Tingkat Pengerjaan: Easy

Bahan: 1 kaleng ikan sarden cap botan ukuran kecil

Bumbu:
- 1 siung bawang putih
- 2 siung bawang merah
- daun bawang sesukanya
- 1 biji kemiri
- 2 buah cabe merah (hmmm... cabe itu buah ato biji ya ????)
- 1 buah cabe rawit
- garam secukupnya
- penyedap rasa secukupnya

Cara memasak:

pertama-tama, kita uleg (apa ya bahasa indonye "uleg" ???) 1 siung bawang putih, kemiri, cabe merah dan cabe rawit serta garam seenaknya. diuleg sampai halus hingga aromanya memedihkan mata. Nah, ini bagian penting yang kadang dilupakan oleh pemasak pemula. Meskipun terlihat dengan mata telanjang (ups... porno) hasil uleg kan sudah halus, namun jika mata kita belum pedih, maka jangan dihentikan uleg kannya. Hal ini terkait dengan perasaaan kita terhadap makanan tersebut. Semakin pedih mata kita, maka perasaan kita akan semakin menyatu dengan hasil masakan. Dan ketika perasaan kita sudah menyatu dengan masakan, tak ayal lagi, masakan itu telah berhasil kita taklukkan dan akan mengikuti keinginan kita.

Setelah bagian uleg-menguleg selesai, kita ambil bawang merah yang tadi pagi baru dikupas kulitnya oleh enyak gue. Bawang tersebut diiris kecil-kecil biar terlihat manis. Ups... jangan lupa juga, daun bawangnya juga diiris-iris. soalnya gue hampir lupa bagian ini karena info dari sang bunda tentang daun bawang ini baru datang ketika masakan hampir selesai.

Lalu kita nyalakan kompor dengan penggorengan dengan sedikit minyak goreng diatasnya. Masukkan irisan bawang merah tadi. Jangan lupa, api kompor jangan terlalu besar, cukup agar minyak gorengnya terlihat panas saja. Nah disini perasaan kita harus kuat. Kenapa ??? karena tanpa thermometer, kita harus tahu bahwa minyak gorengnya itu sudah panas.

Setelah tercium bau bawang goreng yang khas itu dan bawang terlihat agak memerah (jangan sampe gosong, gue bikin gosong soalnye) masukkan hasil uleg kan kita yang pertama tadi. aduk-aduk agar panasnya merata. tunggu hingga bau harumnya menyeruak keluar. Disini dibutuhkan keahlian hidung kita dalam membaui. Masalahnya, terkadang di dapur itu ada bermacam-macam bau yang ada. oleh sebab itu, pastikan bahwa bau yang kita cium itu berasal dari tumisan bumbu yang sedang kita olah ini.

Setelah kita pasti bahwa bau harum itu keluar dari masakan kita, segeralah masukkan ikan sarden kaleng cap Botan sisa hasil perjalan dulu. Ahhhh.... gue kelupaan lagi. Ini kaleng ternyata susah banget bukanya. sayangnya di dapur gue gak ada alat khusus untuk membuka kaleng. Untungnya waktu kecil dulu, gue suka nonton film MacGyver. Gue ambil pisau, terus gue getok kalengnya... Ahaa, gue ude membuat satu lubang. kalo gue berhasil membuat lubang yang banyak, pasti kaleng ini bakal terbuka. Gue getok lagi bagian kaleng yang laen sehingga tinggal tersisa beberapa bagian kecil tutup kaleng yang masih melekat ke badan kalengnya. Siaaaalll... ternyata bagian kecil ini yang susah untuk diketok... O iya, klo temen2 mengalami hal yang sama, saran gue, kompor dimatiin aje. soalnya masakan gue nyaris hangus gara-gara kaleng brengsek ini.

Klo masalah kaleng ini selesai, segera masukkan isinya ke dalam tumisan bumbu tadi. lalu diaduk-diaduk hingga panasnya merata. karena gue liat terlalu kental, maka gue tambah sedikit air putih buat mengencerkannya. sambil terus diaduk, tabur sedikir penyedap rasa agar otak kita makin "genuine" karena gak pernah dipake. Setelah terlihat tanda-tanda masakan sudah matang dan enak, matikan kompor dan segera cari wadah ato mangkuk. Tuang hasil masakan itu ke dalam mangkuk dan langsung saja dibuang... ups maksud saya dihidangkan.

Akhirnya selesai juga masakan kita kali ini. Masak apa kita ??? Iyaaaaa, masak ikan sarden kaleng cap botan.

Masakan yang nikmat klo dihidangkan hangat-hangat ditemani dengan nasi putih yang hangat pula dan tempe goreng dengan terigu yang garing. Cara makannya, tuangkan saja ikan sarden tersebut beserta kuahnya (kuahnya agak banyakan aj, soalnya bumbunya itu nikmat banget hehehe...). Biarkan kepulan nasi putih dan uap dari masakan kita bercampur. Makan dengan tempe goreng berterigu dan agak garing akan menambah kenikmatan makan malam anda. Ups, jangan lupa, tambah kecap sedikit diatas tempe gorengnya biar tambah nikmat.

Selamat Mencoba...

Kak Munir

Nb: Bagi para pemula, jangan berkecil hati kalo masakan anda kurang nikmat. Percayalah, mempertahankan lebih sulit daripada meraihnya. Loh !!!
Selengkapnya...

Minggu, 31 Januari 2010

Mengapa Lirik Kanan-kiri ?

Halo…halo…

Gimana yah mulainya ? mmm… perkenalan aja kali y.

Ok,… Blog ini gue beri nama Lirik Kanan-kiri. Bukan ! bukan karena mata gue suka jajan, apalagi suka ngintip. Lirik Kanan-kiri ini cuma sebuah perumpamaan aja, ato lebih kerennya sebuah filosofi kehidupan, halaaahh !!!

Secara harfiah, lirik kanan-kiri maksudnya adalah suatu tindakan
melihat sekilas ke kanan dan ke kiri ato bisa juga dibilang melihat sekilas ke sekeliling kita. Dari sini, gue coba mengkiaskan pengertian lirik kanan-kiri versi gue sebagai sebuah tindakan mengamati (tidak hanya melihat dan dilupakan) berbagai macam fenomena dalam diri kita sendiri dan apapun di sekeliling kita menggunakan sudut pandang yang kita mampu lakukan. Pengamatan ini akan memunculkan berbagai pertanyaan yang harapannya menghasilkan suatu dialog, baik dengan orang/pihak lain atau dengan diri sendiri. Dialog yang terjadi paling tidak akan menambah wawasan atau lebih bagus lagi pemahaman tentang berbagai fenomena yang terjadi di sekeliling kita.

Keliatannye serius banget ye… hehehehe…

Sebenernye sih maksud gue enggak mesti serius-serius banget, gampangnye sih gini, ada berbagai macam kejadian dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita, apapun itu, dan gue mau tumpahin dalam bentuk tulisan (karena agak susah klo ngobrol). Bukan hanya isi dari tulisan itu aja sih yang menjadi tujuan tapi lebih pada proses dialogis yang terjadi di dalam tulisan tersebut… syukur-syukur ada tambahan wawasan, saran ato caci maki dari teman-teman yang lain, akan membuat blog ini jadi lebih dinamis…

Akhir yang moga-moga gak jadi yang terakhir… Mari kita lirik kanan-kiri !

Salam

Munir
Selengkapnya...