Rabu, 22 September 2010

belajar dari film thank you for smoking


Nick Naylor : "See Joey's, that's the beauty of argument. Cause if you argue correctly, you're never wrong !"

Joey Naylor : So what's happens when you're wrong ?

Nick Naylor : well Joey, I'm never wrong.

Joey Naylor : But you can't always be right.

Nick Naylor : Well if its your job to be right, then you're never wrong.

Joey Naylor : But what if you're wrong?

Nick Naylor : Okay lets say thet you're defending chocolate and I'm defending vanilla. Now if I were to say to you "Vanilla's the best flavor icecream," you'd say ?

Joey Naylor : "No chocolate is".

Nick Naylor : Exactly. But you can't win that argument. So, I'll ask you – so you think chocolate is the end –all and be- all of ice cream do you ?

Joey Naylor : It's the best ice cream ; I wouldn't order any other.

Nick Naylor : Oh. So, it's all chocolate for you is it ?

Joey Naylor : Yes chocolate is all I need.

Nick Naylor : Well I need more than chocolate. And for that matter, I need more than vanilla. I believe that we need freedom and choice when it comes to our ice cream and that Joey Naylor, that is the definition of liberty.

Joey Naylor : But that's not what we're talking about.

Nick Naylor : Ah but that's what I'm talking about.

Joey Naylor : But... you didn't prove that vanilla's the best.

Nick Naylor : I didn't have to, I prove that you're wrong, and if you're wrong, I'm right.

Joey Naylor : But you still didn't convice me.

Nick Naylor : Cause I'm not after you. I'm after them.

Huahahaha.... Ini film yang gue cari-cari...

Setelah lelah menyaksikan para penghujat rokok, akhirnya gue temukan sedikit pembelaan untuk para perokok....Hehehehe... piss...

Sebenarnya bukan masalah itu sih kesan yang paling penting setelah nonton film ini 2 kali berulang-ulang (dalam hati:itu juga penting sih...hehehe).

Film yang berjudul "Thanks for Smoking" ini bercerita mengenai seorang pria berusia sekitar 40-an yang bekerja sebagai lobbyist sekaligus spoke person di sebuah akademi. Akademi, yang didirikan oleh konsorsium pengusaha2 rokok di Amerika sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap kesehatan masyarakat. Akademi yang tugas intinya melakukan studi dan penelitian mengenai dampak–dampak dan akibat yang ditimbulkan oleh rokok dan menyampaikannya kepada publik. (hehehehe... keren kan,yang bikin penelitian justru para produsen rokok... kebayang kan hasil penelitiannya)

Sebagai lobbyist sekaligus spokeperson, Nick Naylor sangat piawai memainkan perannya. Di awal film ini dimana Nick menghadiri acara talk show di sebuah stasiun televisi. Nick yang merepresentasikan para produsen rokok diserang dengan berbagai argumen yang menggambarkan para produsen rokok seperti pembunuh massal yang melebihi teroris, lebih hina dari drug dealer,dan pembunuh anak-anak. Namun dengan tenang dan percaya diri, semua tuduhan tersebut berhasil dibelokkan ke arah yang berlawanan melalui argumen-argumennya.

Ia secara tegas tidak membolehkan anak-anak untuk merokok. Tetapi di usia dewasa, ketika kebebasan dianggap sudah patut diberikan kepada mereka. Semua dikembalikan pada masalah pilihan. Dan jika rokok atau hal2 lain yang dianggap membahayakan (bagian ini sangat ditekankan, dia menyebutkan misalnya jumlah kecelakaan kendaraan bermotor dll) di bumi ini dilakukan oleh anak yang sudah dewasa itu. Itu semua disebabkan oleh kesalahan institusi pendidikan dan terlebih utama adalah orang tua. Mereka lah yang seharusnya mendidik anak2 tersebut dalam hal memilih yang baik atau buruk untuk mereka. Banyak audience membenarkan argumentasi Nick, dan seperti yang dikatakan Nick, "Jika aku benar, maka mereka salah". Nick memenangkan talk show tersebut.

Kepiawaian Nick Naylor sebagai lobbyist dan spoke person bersumber dari pandainya ia dalam teknik berdebat atau berargumen seperti yang sedikit digambarkan dalam pembuka tulisan ini. Isyu kesehatan dan moralitas yang dituduhkan kepada para produsen rokok selalu berhasil dimenangkan melalui argumentasi-argumentasi yang bagus sehingga para produsen rokok yang dibelanya tidak mengalami kerugian yang lebih besar akibat tuntutan para lawan2nya.

Klimaks dari cerita ini, Nick disiasati oleh seorang wartawati cantik yang membuka semua aibnya di media.Nick begitu terpuruk. Ia dikeluarkan dari akademi karena akademi tidak mau membagi hantaman yang diterima Nick. Masyarakat mencemoohnya.

Namun, bukan film namanya kalau sang tokoh utama tidak mampu membalikkan keadaan. Dari awal film, ia adalah seorang pembela pihak yang hampir pasti kalah. Dalam pandangan masyarakat, ia berada pada posisi yang salah. Namun, seperti yang diucapkan kepada anaknya "if you argue correctly, you're never wrong !"...." Well if its your job to be right,then you're never wrong". Dengan argumentasi2nya, Nick berhasil membalikkan keadaan.

Ahhh.... Sayang, review film gue terlalu jelek buat film sebagus ini. daripada nanggung baca review jelek ini, mending nonton sendiri de filmnya.

Btw, dari film ini gue jadi kepikiran. Melalui argumentasi yang baik, seseorang dapat merubah atau sedikitnya menggeser pandangan banyak orang terhadap berbagai hal termasuk ranah moral yang menentukan baik-buruk, benar-salah, jelek-bagus, dan semacamnya. Dan ini real, terjadi dalam masyarakat. Jika demikian halnya, maka sulit sekali menentukan sesuatu itu baik-buruk, benar-salah, jelek dan bagus karena dengan logika seperti ini, moralitas dipandang sebagai sesuatu yang relatif, tergantung darimana dilihatnya. Akkkkkhhhh... lagi2 ketemu absurd...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar