Rabu, 22 September 2010

Sajak Pertemuan Mahasiswa: dari film Yang Muda Yang Bercinta

Jreeeeeennnng.....

Satu sosok kurus kerempeng, berdiri di depan jendela sebuah bangunan tinggi. memandang puluhan, atau bahkan ratusan pemuda-pemudi yang berkerumun dibawahnya. Sederetan bangunan menjadi latar satu suara yang lantang, menularkan kegelisahan melalui kata-kata. mencoba menembus selaput euforia muda mudi, yang bergembira memenangkan kompetisi aku "mampu" terus sekolah.

(deskripsi bebas dari pembukaan film berjudul yang muda yang bercinta)



Sajak Pertemuan Mahasiswa

Oleh :W.S. Rendra

Matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.

Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
Dan ia menjadi saksi
kita berkumpul di sini
memeriksa keadaan.

Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.
Orang berkata " Kami ada maksud baik "
Dan kita bertanya: " Maksud baik untuk siapa ?"

Ya !
Ada yang jaya,
ada yang terhina

Ada yang bersenjata,
ada yang terluka.
Ada yang duduk,
ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah,
ada yang terkuras.

Dan kita di sini bertanya :
"Maksud baik saudara untuk siapa ?
Saudara berdiri di pihak yang mana ?"

Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.

Tentu kita bertanya :
"Lantas maksud baik saudara untuk siapa ?"
Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.

Dan didalam udara yang panas
kita juga bertanya :
Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?

Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan ?

Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba.
Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.

Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Akan hidup di dalam mimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.

Dan esok hari
matahari akan terbit kembali.
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai menjadi ombak di samodra.

Di bawah matahari ini kita bertanya :
Ada yang menangis,
ada yang mendera.

Ada yang habis,
ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita berdiri di pihak yang mana !

Jakarta 1 Desember 1977

Potret Pembangunan dalam Puisi

Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta, dan dibacakan di dalam salah satu adegan film "Yang Muda Yang Bercinta", yang disutradarai oleh Sumandjaja.



Selengkapnya...

oooo ini toh arti ni lagu ! (Gaudeamus Igitur)

lagi iseng2 ngebrowse sana-sini, gak sengaja mampir ke blog orang. di klak-klik beberpa tulisan, eh nongol ni syair lagu yang samar-samar gue inget. mmmm.... gaudeamus igitur... lagu yang dulu pernah gue nyanyiin waktu baru mau masuk kuliah. katanya sih, mahasiswa baru ini dilatih nyanyi lagu ini untuk acara wisuda senior-senior yang lulus. Seperti yang gue duga, gue dan kebanyakan mahasiswa yg suaranya pas-pasan dimasukin ke rombongan suara bass. Denger punya denger sih, katanya rombongan suara bass sebenarnya asal ada aj. mungkin daripada ngenganggu suara lain yang bagus-bagus kali ya, hehehe. Berhubung gue gak suka acara rame-rame kaya' gini, walhasil cuma hari pertama aj gue ikut latihan, selebihnya, mending gue nonton temen2 gue nyanyi aja sambil ngerokok2 di luar ruangan.

meskipun cuma 1 hari gue ikutan tarik-menarik suara ini, tapi perkenalan gue ama lagu gaudeamus igitur (gak tau judul sebenrny ini bukan) ini cukup lama. mgkin sepanjang gue kuliah (kebetulan kuliah gue emang panjang hehe) atau paling enggak setiap ada wisuda gue hampir denger ini lagu. sebenarny gak ada kesan yang mendalam sih sama lagu ini, cuma keliatan keren aja klo denger lagu ini terus kita bisa sedikit-sedikit ngikutin. kesannya, kaya' well educated banget klo bisa ngikutin nyanyi lagu ini, hehehe...

Sekarang setelah gak sengaja ketemu arti ni lagu, gue jadi agak tertarik. Menurut gue, yang lagu yang tadinya cuma buat keren2an aja, ternyata beneran keren. apa ya kata yg bagus buat makna syair lagu ini....mmmm, mungkin bisa dibilang lagu ini "berisi" (apa coba berisi????).

monggo, bagi orang2 yang mau sok keren dan sedikit berfilosofis, dikupas ni lagu ! dibenturkan dengan realita, dihayati melalui pengalaman, dan dipraktekkan melalui pikiran dan tindakan sehari-hari... halahhhh ketauan d siapa yang sok keren dan sedikit berfilosofis... hehehe

Gaudeamus igitur - Mari kita bersenang-senang

uvenes dum sumus - Selagi masih muda

Post icundum iuventutem - Setelah masa muda yang penuh keceriaan

Post molestam senectutem - Setelah masa tua yang penuh kesukaran

Nos habebit humus - Tanah akan menguasai kita

Vita nostra brevis est - Hidup kita sangatlah singkat

Brevi finietur - Berakhir dengan segera

Venit mors velociter - Maut datang dengan cepat

Rapit nos atrociter - Merenggut kita dengan ganas

Nemini parcetur - Tak seorang pun mampu menghindar

Ubi sint qui ante nos - Kemana orang-orang sebelum kita

In mundo fuere? - Yang pernah hidup di dunia ini?

Vadite ad superos - Terbanglah ke kahyangan

Transite in inferos - Terjunlah ke kawah candradimuka

Hos si vis videre - Bila kau ingin menjumpai mereka

Vivat academia! - Hidup kampusku!

Vivant professores! - Hidup para dosen!

Vivat membrum quodlibet! - Hidup seluruh mahasiswa!

Vivat membra quaelibet! - Hidup seluruh mahasiswi!

Semper sint in flore - Semoga kalian semua akan terus maju

Vivat et republica! - Hidup negaraku!

Et qui illam regit - Dan pemerintahannya

Vivat nostra civitas! - Hidup kota kami!

Maecenatum caritas - Dan kemurahan hati para dermawan

Quae nos hic protegit - Yang telah melindungi kami

Vivant omnes virgines! - Hidup para gadis!

Faciles, formosae - Yang sederhana dan elok

Vivant et mulieres! - Hidup para wanita!

Tenerae, amabiles - Yang lembut dan penuh cinta

Bonae, laboriosae - Jujur, pekerja keras

Pereat tristitia - Enyahlah kesedihan

Pereant osores - Enyahlah kebencian

Pereat diabolus - Enyahlah kejahatan

Quivis antiburschius - Dan siapa pun yg anti perkumpulan mahasiswa

Atque irrisores - Juga mereka yang mencemoh kami

Quis confluxus hodie - Siapa yang sekarang telah berkumpul

Academicorum? - di universitas ini?

E longinquo convenerunt - Sejak lama mereka telah berkumpul

Protinusque successerunt - Dan kemudian bersatu

In commune forum - dalam forum bersama

Vivat nostra societas! - Hidup persahabatan kita!

Vivant studiosi! - Hidup studio!

Crescat una veritas - Semoga kebenaran dan kejujuran tercapai

Floreat fraternitas - Tumbuh bersama perkumpulan kita

Patriae prosperitas - Dan tanah air kita akan sejahtera

Alma Mater floreat - Majulah almamater

Quae nos educavit - Yang telah mendidik kami

Caros et commilitones - Kepada sahabat dan kawan-kawan

Dissitas in regiones - Yang terpisah di berbagai wilayah

Sparsos, congregavit - Mari kita berkumpul

Selengkapnya...

belajar dari film thank you for smoking


Nick Naylor : "See Joey's, that's the beauty of argument. Cause if you argue correctly, you're never wrong !"

Joey Naylor : So what's happens when you're wrong ?

Nick Naylor : well Joey, I'm never wrong.

Joey Naylor : But you can't always be right.

Nick Naylor : Well if its your job to be right, then you're never wrong.

Joey Naylor : But what if you're wrong?

Nick Naylor : Okay lets say thet you're defending chocolate and I'm defending vanilla. Now if I were to say to you "Vanilla's the best flavor icecream," you'd say ?

Joey Naylor : "No chocolate is".

Nick Naylor : Exactly. But you can't win that argument. So, I'll ask you – so you think chocolate is the end –all and be- all of ice cream do you ?

Joey Naylor : It's the best ice cream ; I wouldn't order any other.

Nick Naylor : Oh. So, it's all chocolate for you is it ?

Joey Naylor : Yes chocolate is all I need.

Nick Naylor : Well I need more than chocolate. And for that matter, I need more than vanilla. I believe that we need freedom and choice when it comes to our ice cream and that Joey Naylor, that is the definition of liberty.

Joey Naylor : But that's not what we're talking about.

Nick Naylor : Ah but that's what I'm talking about.

Joey Naylor : But... you didn't prove that vanilla's the best.

Nick Naylor : I didn't have to, I prove that you're wrong, and if you're wrong, I'm right.

Joey Naylor : But you still didn't convice me.

Nick Naylor : Cause I'm not after you. I'm after them.

Huahahaha.... Ini film yang gue cari-cari...

Setelah lelah menyaksikan para penghujat rokok, akhirnya gue temukan sedikit pembelaan untuk para perokok....Hehehehe... piss...

Sebenarnya bukan masalah itu sih kesan yang paling penting setelah nonton film ini 2 kali berulang-ulang (dalam hati:itu juga penting sih...hehehe).

Film yang berjudul "Thanks for Smoking" ini bercerita mengenai seorang pria berusia sekitar 40-an yang bekerja sebagai lobbyist sekaligus spoke person di sebuah akademi. Akademi, yang didirikan oleh konsorsium pengusaha2 rokok di Amerika sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap kesehatan masyarakat. Akademi yang tugas intinya melakukan studi dan penelitian mengenai dampak–dampak dan akibat yang ditimbulkan oleh rokok dan menyampaikannya kepada publik. (hehehehe... keren kan,yang bikin penelitian justru para produsen rokok... kebayang kan hasil penelitiannya)

Sebagai lobbyist sekaligus spokeperson, Nick Naylor sangat piawai memainkan perannya. Di awal film ini dimana Nick menghadiri acara talk show di sebuah stasiun televisi. Nick yang merepresentasikan para produsen rokok diserang dengan berbagai argumen yang menggambarkan para produsen rokok seperti pembunuh massal yang melebihi teroris, lebih hina dari drug dealer,dan pembunuh anak-anak. Namun dengan tenang dan percaya diri, semua tuduhan tersebut berhasil dibelokkan ke arah yang berlawanan melalui argumen-argumennya.

Ia secara tegas tidak membolehkan anak-anak untuk merokok. Tetapi di usia dewasa, ketika kebebasan dianggap sudah patut diberikan kepada mereka. Semua dikembalikan pada masalah pilihan. Dan jika rokok atau hal2 lain yang dianggap membahayakan (bagian ini sangat ditekankan, dia menyebutkan misalnya jumlah kecelakaan kendaraan bermotor dll) di bumi ini dilakukan oleh anak yang sudah dewasa itu. Itu semua disebabkan oleh kesalahan institusi pendidikan dan terlebih utama adalah orang tua. Mereka lah yang seharusnya mendidik anak2 tersebut dalam hal memilih yang baik atau buruk untuk mereka. Banyak audience membenarkan argumentasi Nick, dan seperti yang dikatakan Nick, "Jika aku benar, maka mereka salah". Nick memenangkan talk show tersebut.

Kepiawaian Nick Naylor sebagai lobbyist dan spoke person bersumber dari pandainya ia dalam teknik berdebat atau berargumen seperti yang sedikit digambarkan dalam pembuka tulisan ini. Isyu kesehatan dan moralitas yang dituduhkan kepada para produsen rokok selalu berhasil dimenangkan melalui argumentasi-argumentasi yang bagus sehingga para produsen rokok yang dibelanya tidak mengalami kerugian yang lebih besar akibat tuntutan para lawan2nya.

Klimaks dari cerita ini, Nick disiasati oleh seorang wartawati cantik yang membuka semua aibnya di media.Nick begitu terpuruk. Ia dikeluarkan dari akademi karena akademi tidak mau membagi hantaman yang diterima Nick. Masyarakat mencemoohnya.

Namun, bukan film namanya kalau sang tokoh utama tidak mampu membalikkan keadaan. Dari awal film, ia adalah seorang pembela pihak yang hampir pasti kalah. Dalam pandangan masyarakat, ia berada pada posisi yang salah. Namun, seperti yang diucapkan kepada anaknya "if you argue correctly, you're never wrong !"...." Well if its your job to be right,then you're never wrong". Dengan argumentasi2nya, Nick berhasil membalikkan keadaan.

Ahhh.... Sayang, review film gue terlalu jelek buat film sebagus ini. daripada nanggung baca review jelek ini, mending nonton sendiri de filmnya.

Btw, dari film ini gue jadi kepikiran. Melalui argumentasi yang baik, seseorang dapat merubah atau sedikitnya menggeser pandangan banyak orang terhadap berbagai hal termasuk ranah moral yang menentukan baik-buruk, benar-salah, jelek-bagus, dan semacamnya. Dan ini real, terjadi dalam masyarakat. Jika demikian halnya, maka sulit sekali menentukan sesuatu itu baik-buruk, benar-salah, jelek dan bagus karena dengan logika seperti ini, moralitas dipandang sebagai sesuatu yang relatif, tergantung darimana dilihatnya. Akkkkkhhhh... lagi2 ketemu absurd...

Selengkapnya...